Kamis, 16 Januari 2014

SEJARAH KULINER SEMARANG

Sejarah Kuliner Semarang (Budaya Pangan Nusantara)

Indonesia sangat terkenal akan ragam kuliner atau masakan ditiap-tiap daerahnya, sekarang penulis akan membagikan tentang sejarah kuliner Semarang yang kurang banyak diketahui oleh masyarakat secara luas.
Semarang, adalah kota metropolis yang berkembang dengan banyak keajaiban alam dan sejarah yang patut untuk dijelajah. Ibu kota provinsi Jawa Tengah ini, terletak di Pantai Utara Jawa dan merupakan pelabuhan utama di sepanjang pesisir Pantai Utara. Banyak orang terkesima melihat bagaimana kota ini mempercantik diri dengan tetap mempertahankan budayanya yang heterogen. Di kota ini akan Anda rasakan sentuhan harmonisasi budaya Jawa bersama budaya China, Arab, dan Belanda.
Kuliner di Semarang juga banyak dipengaruhi oleh Cina, dan Belanda berikut kata seorang pakar kuliner Semarang Bapak Jongkie Tio, jika diliat dari asal mula kedatangan Laksamana Cheng Ho (Hanyu Pinyin: Zhèng Hé yang di abadikan dalam pembangunan Kelenteng Sam Poo Kong ) pada perkiraan tahun 1405-1413 Masehi.
Gambar
Kebudayaan tidak bisa lepas dari sajian makanannya, begitu pula tiap daerah memiliki masing-masing ikon atau buah tangan daerah tersebut, sebut saja Jogja punya Gudeg, maka Sumedang memiliki Tahu ( Tahu ada di setiap tempat, yang merupakan pengaruh kebudayaan makanan China ), dan Semarang tentunya memiliki Lunpia ( dalam penyebutan kosa kata Jaman Belanda “Loenpia” )
Semarang memiliki beberapa masakan yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas, beberapa diantaranya adalah Lunpia, Rasikan, Mie Titte, Rondo Royal ( sekarang dikenal sebagai kuliner khas Pati ), Ganjel Rel, Soto Semarang, Babat Gongso ( awalnya dari Purwodadi ), Tahu Telur, Lontong Cap Go Meh, Buntil, Bandeng Presto, Mangut, Wingko, Glewo Koyor, Tahu Pong.